Liputan6.com, Jakarta – Terjadi sejumlah penurunan harga pangan di awal tahun dan menjelang Tahun Baru Imlek 2023. Terlihat, harga beberapa komoditas, seperti beras, cabai merah, daging ayam hingga minyak goreng di pasar tradisional di Tanah Air turun.
Data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis nasional menunjukkan bahwa harga beras kualitas bawah I dan beras kualitas bawah II masing-masing turun menjadi Rp. 10.850 per kg dan Rp. 10.700 per kg.
Melansir laman bi.go.id/hargapangan, Rabu (4/1/2023), harga beras kualitas Super I dan Super II juga turun menjadi Rp. 13.400 per kg dan Rp. 12.950 per kg.
Kemudian, cabai merah besar mencatat penurunan harga tertinggi hari ini, yakni hingga 1,95 persen menjadi Rp. 35.250 per kg dan cabai merah keriting turun sekitar 1,08 persen menjadi Rp. 41.150 per kg.
Cabai rawit merah juga turun harga menjadi Rp. 65.900 per kg dan cabai rawit hijau menjadi Rp. 52.400 per kg.
Selanjutnya ada daging ayam ras segar yang turun harga 1,39 persen atau Rp.500 menjadi Rp. 35.350 per kg, juga gula pasir kualitas premium turun menjadi Rp. 14.450 per kg.
Gula pasir lokal yang turun harga menjadi Rp. 14.050 per kg. Adapun minyak goreng kemasan bermerk I yang turun Rp. 150 menjadi Rp. 20.050 per kg dan harga minyak goreng kemasan bermerek II turun Rp. 100 menjadi Rp. 18.300 per kg.
Serta telur ayam ras segar turun harga Rp. 200 menjadi Rp. 29.450 per kg.
Harga Pangan di Pasar Modern Menjelang Tahun Baru Imlek 2023
Sementara di pasar modern, penurunan harga terjadi pada beras kualitas bawah, cabai rawit hijau, daging ayam dan telur ayam.
Data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis nasional per Rabu, 4 Januari 2023 menunjukkan harga beras kualitas bawah 1 dan beras kualitas bawah II masing-masing turun di sekitar Rp. 8.800-Rp.8.700 per kg.
Ada juga beras kualitas medium I yang turun harga menjadi Rp. 12.350 per kg dan cabai rawit hijau turun hingga 5,43 persen menjadi Rp. 53.100 per kg.
Harga daging ayam ras segar di pasar modern turun 3,22 persen menjadi Rp. 39.100 per kg dan telur ayam ras segar turun harga menjadi Rp. 31.050 per kg.
Badan Pangan Nasional Survei Stok Beras Rumah Tangga hingga Pedagang
adan Pangan Nasional (BPN) melakukan survei data beras nasional menggandeng setiap kementerian dan lembaga. Tujuannya untuk mengumpulkan data terbaru dan lengkap di lapangan.
Dalam proses survei ini, BPN menggandeng bersama Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian), Kementerian Pertanian (Kementan), dan Kementerian Perdagangan. Sehingga proses pendataan dilakukan secara komprehensif.
Kepala National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan, survei stok beras nasional merupakan bagian penting dalam penguatan tata kelola pangan khususnya terkait pengelolaan perberasan nasional. Mengingat survei ini akan menghasilkan data stok beras di akhir tahun 2022 yang digunakan sebagai acuan bagi perhitungan prognosa neraca pangan tahun 2023.
Menurut Arief, survei dilakukan secara serentak pada tanggal 31 Desember 2022 di 34 provinsi dan 470 kabupaten/kota dengan melibatkan 1.369 enumerator.
“Pendataan dilakukan untuk mengetahui stok beras secara nasional yang ada di rumah tangga (produsen dan konsumen), penggilingan, pedagang, horeka, dan industri penyedia makan minum,” tuturnya dalam keterangan resmi, Sabtu (31/12/2022).
Adapun mengenai penentuan jumlah kabupaten dan jumlah sampel ditetapkan sesuai mekanisme BPS. Jumlahnya total sebanyak 32.235 sampel yang terdiri dari 5.989 rumah tangga produsen, 5.033 rumah tangga konsumen, 3.756 penggilingan, 2.970 pedagang besar sedang. Kemudian 4.100 pedagang mikro kecil, 1.500 hotel, 6.063 katering, 600 industri besar sedang, dan 2.224 usaha Industri menegah kecil.
“Hasil survei ini akan diolah langsung oleh BPS dan akan dipublikasikan pada pertengahan bulan Januari 2023, setelah dilakukan validasi dan verifikasi data serta pembahasan teknis hasil survei oleh tim lintas Kementerian dan Lembaga,” ujar Arief.
Tindak Lanjut
Arief mengatakan, survei ini sebagai tindak lanjut dari Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) Kemenko Perekonomian yang membahas mengenai Neraca Komoditas bersama Kementerian dan Lembaga terkait pada Jumat (09/12/2022).
Sebelumnya, rencana pelaksanaan Survei Stok Beras Nasional ini juga telah disampaikan dalam Rapat Kerja (Raker) dan Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV DPR RI yang dipimpin oleh Ketua Komisi IV Sudin.
Dalam kesempatan tersebut Arief menyampaikan, untuk melakukan validasi atas data produksi dan stok beras nasional, pada 31 Desember akan dilakukan survey bersama oleh NFA, BPS, Kemenko Perekonomian, Kementan dan Kemendag.
Dia menambahkan, kolaborasi pendataan ini merupakan progres yang baik dalam upaya pembenahan dan penguatan tata kelola pangan nasional.
“Kolaborasi berkelanjutan ini menunjukan bahwa NFA, BPS, Kementan dan Kemendag bersama Kemenko Perekonomian memiliki semangat yang sama dalam membenahi dan memperkuat sektor pangan khususnya mengenai perberasan nasional. Survey stok beras nasional ini juga sejalan dengan arahan Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, 6 Desember 2022, di Istana Negara, pada kesempatan tersebut Presiden menyampaikan ketersediaan beras nasional perlu dihitung sesuai dengan kondisi di lapangan sehingga tidak menyebabkan kenaikan harga di pasaran,” jelasnya.
Sumber : https://www.liputan6.com/